top of page
Search
Writer's pictureGeraldy Kianta

Membangun Dunia Yang Lebih Hijau dengan Urban Farming

Ketahanan pangan akan menjadi salah satu masalah yang kita hadapi di masa depan. Apakah urban farming merupakan alternatif yang efektif?

An elderly woman showing her basket full of homegrown vegetables

Sumber: Pexels [6]


To read this article in English, click here


Diperkirakan sekitar 55% dari populasi dunia saat ini tinggal di perkotaan dan angka tersebut diperkirakan akan naik menjadi 68% dalam waktu dekat, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia [1].


Oleh karena itu, ketahanan pangan tentu akan menjadi salah satu prioritas utama mengingat produk makanan perlu diproduksi secara massal untuk memenuhi kebutuhan pangan yang meningkat.


Selain itu, meningkatnya populasi dunia juga akan menyongsong pembangunan kota, seperti rumah dan fasilitas umum

 

Baca juga: Food for Thought: Lebih Sedikit Limbah Makanan, Planet Akan Semakin Bahagia

 

Pertanian yang semakin terkikis


Menurut riset, wilayah perkotaan kemungkinan besar akan bertambah tiga kali lipat pada tahun 2030. Ada risiko dimana pengembangan kota akan mengambil lahan pertanian dan menurunkan produktivitas pertanian yang selama ini terganggu oleh perubahan iklim dan tanda-tandanya sudah mulai terlihat di Asia dan Afrika yang diperkirakan akan menanggung 80% dari kehilangan lahan yang diperkirakan [2]. Sebagai contoh, pada 2018, Indonesia kehilangan kurang lebih 0,65 hektar lahan pertanian, menyisakan hanya 7,1 hektar lahan untuk memenuhi kebutuhan pangan 267 juta populasi [3].


A beautiful city scape

Sumber: Unsplash [7]

 
 

Urban farming sebagai jalan tengah


Untuk menghadapi lonjakan populasi dan kepentingan ketersediaan pangan kedepannya, salah satu solusi yang paling menjanjikan adalah urban farming, yaitu proses menanam, mengolah, dan mendistribusikan produk makanan di wilayah perkotaan. Urban farming memungkinkan perkotaan dan pertanian untuk ditempatkan dalam satu tempat yang sama dikarenakan tanaman pangan dapat ditumbuhkan di atap, tempat pembuangan, lahan coklat, dan lahan yang terbengkalai [4]. Keuntungan ini menjadikan urban farming sebagai jalan tengah bagi perebutan lahan antara perkotaan dengan bidang agrikultura.


Urban farming juga akan menguntungkan komunitas dalam hal meningkatkan interaksi sosial serta pertumbuhan ekonomi [5].



Urban farming dapat memberikan bayangan bagaimana bagaimana kota masa depan akan berjalan. Mengingat sistem pertanian saat ini dicap kurang berkelanjutan, mungkin sudah saatnya untuk mencoba alternatif lain.


 

Sumber:


Foto:

0 comments
bottom of page